Jumat, 18 Februari 2011

MEMBANGUN REMAJA MASA DEPAN

Abad 21 atau sering disebut zaman global telah berjalan begitu cepat dengan ditandai lajunya ilmu pengetahuan, teknologi, industri dan informasi. Batas-batas wilayah negara semakin kabur, sehingga kebiasaan, adat istiadat dan budaya asing masuk ke negara kita hampir tanpa ada filter. Ini semua jelas akan sangat mempengaruhi kehidupan kita, yang akan membawa dampak positif, di samping juga banyak dampak yang sangat negatif. Kita memang tidak bisa lari dari realitas seperti ini. Oleh karena itu, ketakutan menghadapi realitas zaman bukan menjadikan kita semakin maju, tetapi justru akan membawa manusia semakin tergilas oleh kenyataan zaman. Modernisasi kehidupan bukan untuk kita hindari, akan tetapi untuk kita hadapi. Ketakutan kita menghadapi keadaan ini akan menjadi muara ketidamampuan kita untuk menatap masa depan yang lebih baik. Jadi, kita dituntut untuk mampu menghadapi realitas ini dan mampu berada ditengah-tengah kehidupan.
Menurut Said Agil Munawar (2002) ada tiga isu sentral menyangkut remaja, yaitu: Pertama, Musibah dan problematika terbesar bangsa Indonesia ini adalah menyangkut tentang moralitas dan akhlak bangsa terutama di kalangan remaja. Kedua, Remaja kehilangan figur yang menjadi dambaannya akhirnya bermuara sulitnya mewujudkan kepribadian remaja. Ketiga, Informasi global bukan semakin menigkatkan Iman dan Takwa remaja tetapi lebih banyak menjerumuskan remaja ke jurang kenistaan yang lebih dalam.
Disinilah makna pentingnya membangun remaja generasi penerus kita untuk siap menghadapi berbagai persoalan yang menghadang, dan tampil sebagai generasi masa depan yang berkualitas dengan sifat, sikap dan perilaku yang terpuji sehingga sangat dibutuhkan kontribusinya dalam membangun bangsa dan negara.
Menurut Elizabet B. Hurlock (1992) masa remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak menuju perkembangan masyarakat dewasa, masa di mana ia tidak lagi merasa di bawah tigkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkat yang sama. Masa remaja merupakan masa bermasalah, mencari identitas diri, yang menimbulkan ketakutan, dan ambang kedewasaan.
Masa remaja adalah masa yang sangat tepat untuk membangun masa depannya. Kegagalan membangun masa depan pada masa remaja akan berakibat fatal dalam mengarungi masa dewasanya. Menurut M. Al Ghazali (2007), bahwa ada beberapa tipe manusia dalam menghadapi masa depannya. Ada orang yang menjalani kehidupan dengan tekad kuat, penuh optimisme, tidak tunduk dan tidak dikendalikan oleh keadaan disekelilingnya, betapapun buruknya. Tetapi ada juga orang yang serba mengeluh, pesimisme, selalu menyerah dengan keadaan disekitarnya.
Orang yang memiliki tekad kuat, optimis, dan tidak pernah terperdaya dengan lingkungan sekitarnya, dan memiliki keteguhan dalam bersikap adalah orang yang mampu mengahadapi perubahan zaman dalam kondisi apapun. Ibarat seperti benih-benih bunga yang ditanam di bawah gundukan tanah yang subur, tumbuh subur ke atas menyambut datangnya sang surya dengan memberikan baunya yang semerbak.
Inilah sebuah gambaran orang yang mampu menguasai diri dan waktunya dengan sebaik mungkin, maka ia dapat berbuat banyak tanpa menunggu datang bantuan dari luar dirinya. Karena dengan kekuatan yang ada dalam dirinya, yang tersimpan dalam jiwanya yang bersih, dan memiliki pendirian yang kokoh, ia tetap mampu membangun sebuah kehidupan yang cemerlang bagi masa depannya walaupun kesempatan terbatas dan persaingan sangat tajam.
Pertanyaannya adalah, bagaimana membangun masa depan manusia dengan sikap yang optimis dan tetap memiliki kepribadian? Muhamad Al Ghazali (2007) memberikan sebuah langkah yang mampu menyadarkan diri manusia terutama para remaja terhadap masa depannya. Namun dengan landasan agama yang kuat masa depan bukan hanya sekedar hidup di dunia tetapi juga kehidupan pasca kebangkitan. Adapun langkah-langkah dalam membangun remaja yang berkepribadian, yaitu:
Pertama, Memulai dengan membersihkan diri dari berbagai penyakit, kotoran, dan beban dalam kehidupannya. Mengutip pendapat Ibnu Qayyim Al Jauziyah bahwa penyebab utama tumbuhnya bibit keputusasaan, kesedihan, tidak siap menghadapi masa depan adalah keterkungkungan manusia dari berbagai kemaksiatan dan kesalahan-kesalahan. Semakin lama manusia berbuat maksiat semakin kuat ketakutan yang ada dalam kehidupan ini. Sehingga manusia akan terasa sempit dalam hidupnya, hatinya selalu gelisah, dan wajahnya selalu tampak muram. Pada awal mula manusia melakukan dosa, kemaksiatan akan terasa nikmat, tetapi kenikmatan itu hanya sebentar saja. Segalanya akan berubah dengan cepat seiring dengan berlalunya waktu. Kelak dosa-dosa akan membuat malapetaka dalam dirinya, membuat keragu-raguan, menggelapkan pikirannya dan mengeraskan hatinya. Berdasarkan hal tersebut M. Jabir al Jazairi (2003) mengatakan, bahwa kunci dimulainya kehidupan baru dalam membangun masa depan adalah manusia harus bertaubat, membersihkan diri dari berbagai dosa, kesalahan, kemaksiatan dan perilaku-perilaku yang menyesatkan. Karena dengan membersihkan diri dari perilaku dosa, kesalahan akan mengembalikan manusia pada fitrahnya. Dan jalan fitrah menurut Ary Ginanjar (2004) akan membimbing manusia menuju jalan yang benar.
Kedua, Menumbuhkan kesadaran, bahwa hidup kita dibentuk oleh pikiran kita sendiri. Kebahagiaan, kesengsaraan, kecemasan, dan ketenangan muncul dalam diri kita sendiri. Diri kita yang akan memberikan warna dalam kehidupan ini. Kebenaran berpikir akan mengarahkan kepada kebenaran dalam menentukan sikap, sebaliknya kesalahan dalam berpikir akan menjerumuskan. Menumbuhkan kesadaran dalam diri ini dalam bahasa agama sering disebut dengan niat, karena hakikat dari perilaku manusia sangat tergantung dari niatnya. Muhammad Al Ghazali mengutip pendapat Dale Carnegie, bahwa pikiran kitalah yang membentuk pribadi kita. Dan arahan pikiran kita adalah faktor utama yang menentukan perjalanan hidup kita. Selanjutnya beliau mengutip perkataan Emerson, beritahukanlah kepada saya tentang apa yang ada dalam pikiran seseorang, maka saya akan memberitahukan kepada anda, siapa dia sebenarnya. Hal ini menunjukkan, bahwa tindakan seseorang sangat bergantung dengan alam pikirannya. Setiap orang diberikan kebebasan untuk memilih responnya sendiri. Ia bertanggung jawab penuh atas pikirannya sendiri. Bagaimana membangun pikiran yang baik? Kita adalah raja dari pikiran kita sendiri. Maka seseorang dituntut memiliki prinsip hidup yang kuat, yang lebih baik, karena hal itu akan melindungi pikirannya. Ia mampu memilih respon positif di dalam lingkungannya. Ia akan tetap berpikiran positif, terdorong untuk maju, memiliki sikap terbuka, saling percaya, dan kooperatif. Hal inilah yang menurut Ari Ginanjar (2004) disebut Aliansi cerdas.
Ketiga, tumbuhkan semangat dalam hidup dan hilangkan kecemasan. Dr. Harold C. Habein salah seorang dokter dari Amerika pernah menyodorkan kertas kerja, bahwa berdasarkan penyelidikannya terhadap 176 orang ternyata lebih dari sepertiga terkena penyakit ketegangan, kecemasan. Ketegangan dan kecemasan bagi remaja bisa disebabkan karena permasalahan yang dihadapinya, kerisauan terhadap masa depannya, kehilangan kesempatan, dan mungkin juga karena hubungan terhadap orang lain yang akibatnya menjadi penyakit dalam fisiknya. Kecemasan akan dapat hilang atau minimal berkurang dapat diatasi dengan, menanyakan pada diri sendiri akibat paling buruk yang mungkin terjadi, bersiap-siap untuk menerima kenyataan, dan bertindak tenang untuk memperbaiki kondisi yang terburuk sekalipun (Muhammad Al Ghazali: 2007). Bahwa orang yang dapat mengatasi rasa cemasnya dalam menghadapi setiap krisis, serta memiliki pandangan menyeluruh terhadap apa yang berada disekitarnya, dialah yang sebenarnya yang akan mendapat kemenangan. Orang yang takut miskin hakekatnya dia berada dalam kemiskinan, orang yang takut hina dia sudah berada dalam kehinaan, orang takut tidak punya kesempatan sesungguhnya dia berada dalam kesempitan. Sehingga menurut ahli filsafat cina Lin Yu Tang yang dikutip Muhammad Al Ghazali (2007) dia mengatakan; kedamaian jiwa yang sejati adalah datang dari keikhlasan menerima akibat paling buruk sekalipun.
Manusia yang berkualitas adalah manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dalam konteks ini adalah menyadari sepenuhnya bahwa di balik kekuasaan yang ada pada manusia ini ada kekuasaan yang lain yang maha besar yang menciptakan dan menguasai segala segi dari hidup dan kehidupan ini, baik terhadap dirinya, masyarakatnya, dan alam sekitarnya. Ia menjauhkan dari dari perbuatan yang buruk yang merusak diri dan lingkungannya. Ia akan selalu terdorong untuk melakukan perbuatan yang baik.
Menurut Said Agil Munawar (2002) beriman dan bertakwa akan dapat menciptakan daya tahan yang memungkinkan mampu menghadapi dampak negatif yang terbawa dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Keimanan dan ketakwaan akan menjiwai, menggerakkan, mengendalikan, dan menjadi landasan spiritual dalam menatap masa depan.
Perasaan seorang yang beriman dan bertakwa akan melihat dunia ini akan semakin luas, akan semakin optimis, karena semua dalam kendali Tuhan yang Maha Esa. Namun keimanan dan ketaqwaan harus diaplikasikan dalam kehidupan. Sebab iman ketaqwaan seseorang yang tidak diaplikasikan dalam kehidupan tidak akan sempurna.
Bentuk aplikasi iman dan taqwa tersebut adalah: Pertama, memiliki keyakinan yang kuat terhadap kekuatan besar di luar diri manusia, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Keyakinan ini harus menjadi sumber dari berbagai aktivitas. Wujud dari keyakinan pada Tuhan adalah selalu berhati-hati, optimis, dan selalu memikirkan kemungkinan yang tidak terduga; Kedua, melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya. Hal ini berarti orang yang beriman dan bertaqwa selalu gemar dalam beribadah dan menjadikan ibadah sebagai bagian dari aktivitas hidupnya; Ketiga, memiliki akhlak yang mulia.
Dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sekaligus persaingan hidup yang semakin ketat seiring dengan dimasukinya era globalisasi, kedudukan dan peran remaja sebagai generasi penerus bangsa sangat vital. Ketidakmampuan remaja dalam membangun dirinya menjadi insan berkualitas, jelas akan memburamkan masa depan bangsa karena tidak kuat bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Oleh karena itu, bangsa yang tidak ingin eksistensinya dimasa depan tergoyah, harus membangun remajanya agar siap untuk mendukung pembangunan.
Agar siap mendukung pembangunan, remaja Indonesia harus memiliki paling tidak 13 sifat dasar sebagai berikut:
1. Iman dan Taqwa
Iman dan taqwa menjadi bekal agar berhati-hati dalam bertindak. Berperilaku penuh perhitungan dilihat dari sisi baik buruknya, kemanfaatannya bagi diri pribadi, orang lain, masyarakat, bangsa dan hubungannya dengan posisinya dia sebagai makhluk Tuhan.
2. Mandiri
Mandiri artinya mampu berdikari, tidak terlalu tergantung pada orang lain. Remaja yang mandiri adalah remaja yang mampu mengatasi persoalan-persoalan hidupnya yang berlandaskan pada kekuatan diri dan kemampuan diri. Dengan demikian, kemandirian dapat dijadikan kunci untuk bekal menjadi remaja yang memiliki kepercayaan diri yang kuat.
3. Cerdas
Cerdas artinya memiliki kemampuan berpikir yang cepat dan tepat. Kecerdasan umumnya didapatkan dari proses belajar yang tekun, terus menerus dan berkesinambungan. Dan semuanya ini hanya akan diperoleh melalui pendidikan yang efektif baik formal maupun non formal. Dengan menjadi remaja yang cerdas, maka akan cerdas pula cara atau strategi yang ditempuh untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi.
4. Trampil
Trampil itu menyangkut kemampuan motorik seseorang. Remaja yang trampil adalah remaja yang mampu memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya untuk melakukan kegiatan/pekerjaan yang produktif sehingga dapat meningkatkan kehidupan dan penghidupannya.
5. Kreatif
Kreatif artinya banyak cara. Remaja yang kreatif memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang lain dari biasanya, tetapi memiliki nilai kemanfaatan atau kualitas yang lebih. Dengan demikian remaja yang kreatif tidak akan pernah kekurangan akal untuk berprestasi dalam bidang yang digelutinya.
6. Inovatif
Inovatif artinya mampu menciptakan sesuatu yang baru, dan yang diciptakan itu memiliki manfaat bagi dirinya, orang lain maupun masyarakat sekitarnya.
7. Informatif
Informatif artinya bersifat terbuka dan mampu menyampaikan pesan-pesan yang diterimanya kepada orang lain. Dapat mengkomunikasikan gagasan, pikiran dan pendapatnya secara efektif sehingga orang lain dapat memahami maksudnya. Remaja yang informatif sangat dibutuhkan untuk membangun masyarakat yang berwawasan dan berpengetahuan luas, mengingat remaja adalah pembaharu kehidupan.
8. Jujur
Sifat jujur bagi remaja masa depan adalah sangat mutlak. Karena mereka adalah calon pemimpin bangsa, sehingga kejujuran menjadi kunci untuk menjadi pemimpin yang mampu membawa kemajuan dan kejayaan bangsa di kemudian hari. Sekarang ini sudah banyak contoh bahwa ketidakjujuran pejabat dan pemimpin negeri ini telah menyebabkan banyaknya kasus korupsi yang merugikan negara hingga triliunan rupiah yang sebenarnya akan bermanfaat besar bila digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
9. Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya. Remaja yang amanah artinya remaja yang berusaha sepenuh hati menjaga apa yang dititipkan/dipesankan oleh orang lain. Remaja yang amanah akan selalu menjalankan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya dengan sekuat tenaga, tidak mudah pengaruhi oleh hal-hal yang bersifat negatif.
10. Mampu bersaing
Mampu bersaing artinya memiliki kemampuan untuk berkompetisi. Dan ini tentu saja harus didukung oleh kemampuan dan ketrampilan yang memadai. Remaja yang mampu bersaing tentu akan memiliki posisi tawar yang tinggi, sehingga lebih mudah mencari pekerjaan, menciptakan produk yang bermutu, serta memiliki kualitas pribadi yang dapat diandalkan.
11. Memiliki jiwa sosial yang tinggi
Remaja masa depan selain memiliki berbagai kemampuan yang dapat diandalkan, juga harus memiliki jiwa sosial yang tinggi yang ditunjukkan dengan kepeduliannya terhadap orang lain, memiliki jiwa empati yang kuat dan memiliki jiwa penolong.
12. Memiliki jiwa pengorbanan
Jiwa pengorbanan umunya dikaitkan dengan materi, namun jiwa pengorbanan yang harus dimiliki oleh remaja masa depan adalah jiwa mau berkorban bukan semata-mata materi, tetapi juga tenaga, waktu, pikiran dan jiwanya demi kemaujuan masyarakat dan bangsanya.
13. Bertanggungjawab
Bertanggung jawab artinya mau mempertanggungjawabkan segala perbuatannya meskipun dengan resiko yang tidak menyenangkan. Remaja yang bertanggung jawab adalah remaja yang memikirkan akibatnya sebelum bertindak, dan mau mempertanggungjawabkan perbuatannya bila melakukan kesalahan.
Ketiga belas sifat dasar tersebut harus ditumbuhkembangkan pada remaja kita sebagai wujud idealisme remaja di masa depan, karena dipundak merekalah negara dan bangsa ini akan selamat dari kehancuran.

Tips membangun karakter remaja

Pembentukan watak dan penanman nilai, tidak hanya cukup dengan kata-kata, ceramah dan pengajian. Tapi, harus diinternalisasikan dalam semua aspek aktifitas hidup baik di sekolah, di rumah, dan di lingkungan masyarakat itu sendiri. Contoh sederhana, nilai jujur, menghormati perbedaan, atau watak bertanggung jawab, dapat kita tanamkan ketika mereka belajar fisika dengan strategi “problem solving” di kelas. Artinya, sambil belajar fisika, ada agenda tersembunya dimana nilai-nilai universal dan kerpibadian anak secara tidak sadar terbangun dalam dirinya. Begitu pula halnya dengan disiplin, tanggung jawab, terbuka, katakanlah, dapat kita bangun ketika kita makan bersama dengan anak-anak di rumah. Dengan dilakukannya rutinitas makan malam bersama setiap jam tertentu, diiringi dengan tradisi ngobrol/diskusi terbuka, dan membersihkan atau mencuci bekas perkakas makannya masing-masing, maka karakter disiplin, tanggung jawab, terbuka dan lain-lain tersebut akan dengan sendirinya terbangun. Hanya satu tantangan yang diperlukan disini, yaitu pentingnya MODELING atau bahasa umumnya TELADAN yang KONSISTEN. Itu saja, lebih dari CUKUP! Masalahnya, maukah dan sanggupkah setiap orang dewasa menjadi MODEL/TELADAN bagi yang lebih muda? 
Inilah masalahnya. Jangan jauh-jauh dalam konteks Indonesia dewasa ini, disatu sisi para pakar pendidikan mengumbar semangat berantas kenakalan rema (juvenile delinquency), tapi di sisi lain kenakalan orang tua justeru menjamur, seperti maraknya berita selingkuh di TV, belum lagi korupsi dan lain-lain.
Nah, dalam kesempatan pertemuan tersebut, saya menyarankan bahwa untuk membangun karakter remaja di lingkungan Mesjid Babussalam atau lingkungan kompleks lembah pinus, harus melakukan beberapa hal:
  1. Membuka peluang aktifitas apa saja yang memungkinkan bisa mewadahi bakat dan minat para remaja.
  2. Untuk itu diperlukan sinergi antara Mesjid dengan Aparat RW dan Warga untuk menjadi mentor atau pendamping dalam aktifitas tersebut. Misalnya ada wadah untuk remaja yang berminat dalam bidang olah raga volley ball.
  3. Melalui para mentor atau pendamping itulah kelak, nilai, watak dan kepribadian positif lain disuntikkan atau digembleng, sehingga secara tidak sadar dan tidak langsung nilai-nilai tersebut atau pembangunan karakter akan tertanam dan terbangun dengan sendirinya pada diri mereka.
Intinya, demikian. Dengan demikian, pendidikan nilai tidak hanya terjadi karena melalui kegiatan pengajian, ceramah agama dan lain-lain yang dianggap membosankan dan tidak menarik bagi mereka. Namun, demikian hal-hal seperti ini bukan berarti tidak harus dilakukan. Tetap harus dilakukan secara reguler sebagai pertemuan untuk mengumpulkan mereka dan untuk memperoleh wawasan religi yang lebih luas dan mendalam. Aplikasinya, tertanam dan terbangun secara tidak sadar dari aktifitas yang dia alami dalam wadah aktifitas tersebut.
Untuk mewujudkan hal ini perlu sedikit trik atau metode dalam setiap pekasanaan aktifitas mereka. Kalo kita mengacu pada teori experiential learning-nya David Kolb, maka ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh mentor atau pembimbing, yaitu:
  • Tantang : timbulkan rasa ingin tahu atau ingin melakukan
  • Sharing : ajak berdiskusi, ceritakan pengalaman
  • Rencanakan : ajak mereka untuk mengatur strategi apa yang akan dilakukan untuk mencapai tantangan
  • Lakukan : lakukan seperti apa yang direncanakan
  • Ambil hikmah : ajak mereka untuk merefleksikan apa yang mereka rasakan secara terbuka
Contoh konkrit? Misalnya remaja berminat dalam tenis meja. Maka dibentuk wadah semacam klub tenis meja dengan satu atau beberap mentor sebagai pembimbing.

KARAKTER REMAJA

Karakteristik Mental: 

1.       Remaja terjaga tetapi  terpaku pada periode suka berkhayal.
2.       Remaja berlajar dengan cepat.
3.       Remaja mulai mendapatkan rasa tertarik pada hal-hal yang khusus.  
Karakteristik  Fisik:
1.       Kesehatan bagus, hanya nomor kedua setelah masa periode pra-remaja.
2.       Perkembangan fisik sangat cepat dengan nafsu makan yang kuat menyertai masa pertumbuhan ini.
3.       Otot-otot berkembang atau kegagalan koordinasi untuk menjaga tahap perkembangan struktur tulang menyebabkan kecenderungan menuju kejanggalan atau kekakuan. 
4.       Organ-orang sex berkembang, membuat perkembangan yang cepat secara biologis. Hormon-hormon yang baru yang memperkembang insting sexual yang mempengaruhi tingkah laku. Rousseau berkata: “Kita dilahirkan dua kali, pertama kali melalui kehadiran dan kedua pada kehidupan; pertama kali sebagai anggota dari suatu suku dan kedua kali sebagai anggota dari kelompok secara jenis kelamin. 5.       Anak wanita lebih tinggi dari anak laki-laki pada usia 12 tahun sampai 13 tahun, benar-benar lebih tinggi pada usia 14 tahun dan mulai berkurang pada usia 15 tahun dan 2 inchi lebih pendek dari laki-kali pada usia 16 tahun.  
Karakteristik Sosial
1.       Usia ini adalah usia yang menunjukkan kesetiaan pada kelompok, dengan satu ketakutan  bahwa dirinya berbeda dengan kelompoknya. Remaja mencari persetujuan dari kelompok untuk semua aktifitas. 
2.       Remaja mencari lebih banyak kebebasan secara individu dengan suatu ketajaman batin yang baru menunjukkan kwalitas secara pribadi. Weigles menandai: “ Pandangannya menembus tindakan-tindakan yang dihasilkan dan mengambil semangat diantara manusia. Mereka mulai melihat mutu ketajaman batin untuk merasakan nilai hakiki pada kebenaran, iman dan pengorbanan diri. Mereka penuh dengan ambisi dan membuat rencana untuk masa depan. 
3.       Keinginan untuk encari uang sering melanda anak remaja pada usia ini, menghasilkan keinginan untuk lepas dari sekolah 
4.       Pada usia ini juga sering terjadi pergantian suasana hati. Suatu ketika aktifitas ditunjukkan, sementara lain waktu lesu. Di pagi hari, anak-anak permulaan remaja mungkin baik dengan keinginan hati , sementara di siang hari mereka mungkin tamak. Satu jam mereka jadi egois tiba-tiba  di lain waktu menjadi penakut. 
5.       Kejanggalan ini ditunjukkan dalam berbagai cara:a.  Sangat menyukai dan tidak menyukai makanan, menyukai makanan tertentu yang dimakan secara berlebihan. b. Sangat menyenangi olah raga atletik dengan suatu kecenderungan berlebihan. c. Rasa humor yang jelek, anak perempuan cenderung tertawa genit. Anak remaja pada usia ini mempunyai rasa ketertarikan pada lawan jenis.  Ini adalah usia yang bahaya untuk seksualitas dan keinginan berteman. apabila anak remaja tidak dibekali untuk menjalin hubungan secara pribadi. Aktifitas-aktifitas grup pada usia ini seharusnya disponsori oleh mereka anggota klub.   Pengantar yang berhati-hati harus diberikan pada semua aktifitas Klub Remaja yang diadakan diluar seperti Kampore, acara dialam dan sebagainya.  
Karakteristik Kerohanian 
1.       Ketertarikan pada hal-hal kerohanian berkurang secara drastis pada usia ini tetapi remaja dipengaruhi oleh tingkah laku teman-teman sepergaulannya. 
2.       Tiga belas tahun adalah usia terbesar kedua untuk dibaptiskan di gereja. 
3.       Ini adalah usia dimana cita-cita untuk pekerjaan seumur hidup sering akan ditentukan. Hal penting dari pegangan sebelum anak-anak remaja ini tentukan nasibnya dalam menyelesaikan perkerjaan pengabaran injil akan kelihatan. 
4.       Akan ada kurangnya kecenderungan dalam usia ini untuk menyatakan perasaannya  pada hal-hal yang bersifat rohani atau keyakinannya. 
5.       Sering terjadi pertentangan dengan suara hati. 
 PERTENGAHAN REMAJA (16-17) 
Pertumbuhan berlanjut dengan cepat, anak muda dalam banyak hal mencapai ketinggian fisiknya pada akhir periode usia ini. Dimana pada waktu yang lalu anak-anak ini telah melalui satu periode dimana mereka mencari jati diri, remaja sekarang mulai untuk mengembangkan rasa individualitasnya dan menjadi seseorang yang mempunyai keputusannya sendiri. 
Karakteristik Mental: 
1.       Remaja berada pada usia dimana dia akan senang sekali bertanya segala sesuatu dan ingin bukti sebelum dia menerimanya. 
2.       Mereka mempunyai rasa hormat yang besar terhadap “bea siswa” dan sering cenderung  untuk mengambil satu jawaban atas sesuatu yang akan dipegang menjadi  bukti bahwa seserang mempunyai nama besar. 
3.       Prinsip-prinsipnya sekarang mulai dipertajam, dan mereka benar-benar merencanakan cara untuk mencapainya.
 
Karakteristik Fisik:
1.       Seksualitas berkembang terus, suatu  kekuatan untuk berurusan dengan hal ini. 
2.       Tinggi dan berat badan mencapai 85% dari usia pada masa dewasa. 
3.       Otot-otot  menjadi berkembang dan mereka suka latihan-latihan kebugaran fisik.  
Karakteristik Sosial:
1.       Mereka suka berkelompok-kelompok dan ingin dikelilingi oleh teman-teman istimewanya
2.       Kritis, sering kasar dalam menyampaikan pendapatnya kepada orang lain. 
3.       Sangat peka, dan sering dipengaruhi oleh pendapat orang banyak dan apa yang dipikirkan oleh kelompoknya adalah pasti baik untuk dilakukan.  
Karakteristik Kerohanian:
1.       Mereka terus berkembang dalam pengenalan akan nilai-nilai sosial dan nilai-nilai kerohanian menjadi terutama, dengan alasan akan pergaulan yang salah, mereka akan kehilangan daya tarik. 
2.       Apa yang belum dilakukan dalam memberikan pondasi yang akan mendasari dasar pemikirian mereka sekarang menjadi sulit untuk diberikan.  
REMAJA AKHIR (18-24) 
Secara fisik, ini adalah waktu yang lambat untuk bertumbuh,  pertumbuhan yang terlambat pada bagian yang lain akan menyesuaikan dengan bagian yang lain. Kepribadian muncul dan karakter menjadi tetap.  Rasa memerlukan orang lain sekarang menemukan jalan keluarnya, tidak dalam grup-grup atau kelompok-kelompok tetapi dalam satu klub, kelompok persaudaraan, tempat satu rumah dan gereja. Keraguan apapun akan berhubungan dengan keagamaan  yang juga dipikirkan dan suatu dasar yang memuaskan dalam penemuan iman atau ini adalah  penolakan terhadap barang peninggalanpada masa lalu, dengan kekecewaan yang menhasilkan sinisme. Ketertarikan pada lawan jenis telah menemukan pemecahannya melalui cinta dan rumah tangga dan membangun sebuah rumah tangga.

RENUNGAN BAGI REMAJA ISLAM

Boleh jadi tanggal 14 Pebruari setiap tahunnya merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak remaja, baik di negeri ini maupun di berbagai belahan bumi. Sebab hari itu banyak dipercaya orang sebagai hari untuk mengungkapkan rasa kasih sayang. Itulah hari valentine, sebuah hari di mana orang-orang di barat sana menjadikannya sebagai fokus untuk mengungkapkan rasa kasih sayang.
Dan seiring dengan masuknya beragam gaya hidup barat ke dunia Islam, perayaan hari valentine pun ikut mendapatkan sambutan hangat, terutama dari kalangan remaja ABG. Bertukar bingkisan valentine, semarak warna pink, ucapan rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresinya, menyemarakkan suasan valentine setiap tahunnya, bahkan di kalangan remaja muslim sekali pun.
Perayaan Valentine’s Say adalah Bagian dari Syiar Agama Nasrani
Valentine’s Day menurut literatur ilmiyah yang kita dapat menunjukkan bahwa perayaan itu bagian dari simbol agama Nasrani.
Bahkan kalau mau dirunut ke belakang, sejarahnya berasal ari upacara ritual agama Romawi kuno. Adalah Paus Gelasius I pada tahun 496 yang memasukkan upacara ritual Romawi kuno ke dalam agama Nasrani, sehingga sejak itu secara resmi agama Nasrani memiliki hari raya baru yang bernama Valentine’s Day.
The Encyclopedia Britania, vol. 12, sub judul: Chistianity, menuliskan penjelasan sebagai berikut: “Agar lebih mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Encylopedia 1998).
Keterangan seperti ini bukan keterangan yang mengada-ada, sebab rujukannya bersumber dari kalangan barat sendiri. Dan keterangan ini menjelaskan kepada kita, bahwa perayaan hari valentine itu berasal dari ritual agama Nasrani secara resmi. Dan sumber utamanya berasal dari ritual Romawi kuno. Sementara di dalam tatanan aqidah Islam, seorang muslim diharamkan ikut merayakan hari besar pemeluk agama lain, baik agama Nasrani ataupun agama paganis (penyembah berhala) dari Romawi kuno.
Katakanlah: “Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” (QS. Al-Kafirun: 1-6)

Kalau dibanding dengan perayaan natal, sebenarnya nyaris tidak ada bedanya. Natal dan Valentine sama-sama sebuah ritual agama milik umat Kristiani. Sehingga seharusnya pihak MUI pun mengharamkan perayaan Valentine ini sebagaimana haramnya pelaksanaan Natal bersama. Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang haramnya umat Islam ikut menghadiri perayaan Natal masih jelas dan tetap berlaku hingga kini. Maka seharusnya juga ada fatwa yang mengharamkan perayaan valentine khusus buat umat Islam.
Mengingat bahwa masalah ini bukan semata-mata budaya, melainkan terkait dengan masalah aqidah, di mana umat Islam diharamkan merayakan ritual agama dan hari besar agama lain.
Valentine Berasal dari Budaya Syirik.
Ken Swiger dalam artikelnya “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan, “Kata “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang berarti, “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa”. Kata ini ditunjukan kepada Nimroe dan Lupercus, tuhan orang Romawi”.
Disadari atau tidak ketika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Icon si “Cupid (bayi bersayap dengan panah)” itu adalah putra Nimrod “the hunter” dewa matahari.
Disebut tuhan cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri. Islam mengharamkan segala hal yang berbau syirik, seperti kepercayaan adanya dewa dan dewi. Dewa cinta yang sering disebut-sebut sebagai dewa Amor, adalah cerminan aqidah syirik yang di dalam Islam harus ditinggalkan jauh-jauh. Padahal atribut dan aksesoris hari valentine sulit dilepaskan dari urusan dewa cinta ini.
Walhasil, semangat Valentine ini tidak lain adalah semangat yang bertabur dengan simbol-simbol syirik yang hanya akan membawa pelakunya masuk neraka, naudzu billahi min zalik.
Semangat valentine adalah Semangat Berzina
Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran sikap dan semangat. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.
Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, petting bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang, bukan nafsu libido biasa.
Bahkan tidak sedikit para orang tua yang merelakan dan memaklumi putera-puteri mereka saling melampiaskan nafsu biologis dengan teman lawan jenis mereka, hanya semata-mata karena beranggapan bahwa hari Valentine itu adalah hari khusus untuk mengungkapkan kasih sayang.
Padahal kasih sayang yang dimaksud adalah zina yang diharamkan. Orang barat memang tidak bisa membedakan antara cinta dan zina. Ungkapan make love yang artinya bercinta, seharusnya sedekar cinta yang terkait dengan perasan dan hati, tetapi setiap kita tahu bahwa makna make love atau bercinta adalah melakukan hubungan kelamin alias zina. Istilah dalam bahasa Indonesia pun mengalami distorsi parah.
Misalnya, istilah penjaja cinta. Bukankah penjaja cinta tidak lain adalah kata lain dari pelacur atau menjaja kenikmatan seks?
Di dalam syair lagu romantis barat yang juga melanda begitu banyak lagu pop di negeri ini, ungkapan make love ini bertaburan di sana sini. Buat orang barat, berzina memang salah satu bentuk pengungkapan rasa kasih sayang. Bahkan berzina di sana merupakan hak asasi yang dilindungi undang-undang.
Bahkan para orang tua pun tidak punya hak untuk menghalangi anak-anak mereka dari berzina dengan teman-temannya. Di barat, zina dilakukan oleh siapa saja, tidak selalu Allah SWT berfirman tentang zina, bahwa perbuatan itu bukan hanya dilarang, bahkan sekedar mendekatinya pun diharamkan.

CINTA MASA REMAJA

Salah satu sasaran bidik mutakhir dari sinetron masa kini adalah remaja. Kalau dulu yang namanya sinetron itu identik dengan ibu-ibu atau bahkan pembantu rumah tangga, maka sekarang remaja usia ABG pun mereka jadikan ‘mangsa’. Kini menjamur sinetron yang latar belakangnya adalah kisah percintaan sepasang manusia yang usianya masih remaja ; masih SMA, bahkan ada juga yang SMP.
Bukan sinetron saja. Masalah percintaan kaum remaja memang tidak ada habis-habisnya dieksploitasi oleh para raksasa industri. Valentine dijadikan ajang untuk menjual habis barang dagangan, dengan sasaran utamanya adalah kaum remaja. Siapa korban terbanyak dari Britney Spears? Tidak lain dan tidak bukan adalah kaum remaja. Siapa yang merasakan dampak besar akibat merebaknya pornografi? Ternyata kaum remaja juga. Jadi dengan mudah kita dapat menyimpulkan bahwa menjadi remaja di jaman sekarang ini memang runyamnya minta ampun!
Masalahnya (menurut saya) hanya satu : kaum remaja seringkali tidak punya pegangan. Di satu sisi ia baru saja beranjak dari usia kanak-kanak, di mana pada masa-masa itu ia hanya menggunakan satu logika, yaitu meniru. Di sisi lain, ia juga baru mulai menjajaki kehidupan orang dewasa yang penuh dengan pilihan dan terbukanya akses-akses yang sebelumnya tidak bisa dibuka. Repotnya lagi, pada usia ini pulalah muncul keinginan untuk memberontak, baik pada orang tua, guru, atau tatanan nilai-nilai adat dan agama. Kecuali aturan Allah SWT, segalanya memang boleh dikritisi. Namun apakah semua harus dilawan? Inilah salah satu godaan terbesar yang dialami oleh setiap manusia ketika menginjak masa usia remaja.
Akhirnya, alih-alih melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, kaum remaja justru seringkali mencederai kepentingannya sendiri. Karena kesal pada orang tua yang selalu menyuruh belajar (misalnya dengan memberi target rangking, menyuruh anak belajar di bimbel plus belajar privat di rumah), maka ia ‘membalasnya’ di sekolah, misalnya dengan bolos, dan berbagai kenakalan lainnya. Sebenarnya sedikit sekali remaja yang benar-benar nakal. Sebagian besar hanya marah, dan kebingungan bagaimana harus menyalurkan amarahnya.
Dengan prinsip ‘tampil beda’, akhirnya kaum remaja justru ‘tampil seragam’. Waktu saya kelas 2-3 SMP dahulu, siswi sekolah sedang gandrung sepatu ‘Doc Mart’. Sekarang, rata-rata kaus kakinya tinggi seperti pemain sepak bola, dan panjang baju seragamnya pas sampai di pinggang. Dulu sekali, orang-orang beramai-ramai mengkeritingkan rambutnya. Sekarang, yang ikal pun ingin rambut lurus. Kalau dulu kekekaran tubuh dan ke-macho-an pribadi adalah kebanggaan para siswa, sekarang mereka malah tampil sekurus mungkin, dengan gaya rambut yang aneh meniru-niru Good Charlotte dan band punk semacamnya. Mereka memang mengaku ingin tampil beda, tapi di mata orang lain, mereka justru tak berkarakter sama sekali. Inilah ‘sisa-sisa’ logika meniru yang masih mereka pakai dari masa kanak-kanak.
Pada usia ini pula manusia cenderung melakukan hal-hal yang akan disesalinya kemudian. Masalahnya, mereka tidak melakukannya dengan niat yang tepat. Berbuat salah itu biasa bagi siapa pun, namun ada kalanya seorang remaja melakukan sesuatu yang salah menurut akalnya, namun ia tidak memiliki kemampuan untuk menolaknya. Kadang mereka melakukannya untuk mencari perhatian, kadang hanya demi pembalasan, meskipun nyaris selalu salah sasaran.
Pada prinsipnya kaum remaja seringkali merasa kesepian. Mereka merasa orang tuanya tidak memahami keadaan dirinya (dan kalau mau jujur, orang tua memang seringkali lupa dengan kondisi jiwa kaum remaja), apalagi gurunya. Maka mereka pun berpaling pada teman-teman sebayanya dan orang-orang yang mereka idolakan. Jika teman-temannya merokok, maka mereka pun tergoda untuk merokok. Jika artis Hollywood pujaan hatinya menjunjung tinggi seks bebas, maka perzinaan pun tidak tabu lagi di matanya.
Adalah sebuah ironi yang tak terperi ketika saya menyadari bahwa kaum remaja selalu ingin dimengerti, namun mereka sendiri seringkali tidak mengerti dirinya sendiri. Mereka mencari-cari identitas dirinya ‘keluar’, padahal mereka seharusnya duduk dan mencarinya ‘di dalam’. Mereka melihat-lihat identitas orang lain dan mencoba menerapkannya pada diri sendiri dengan logika trial and error yang sangat menyedihkan. Padahal sunnatullaah berlaku sampai kapan pun : manusia tidak menghormati seorang copycat ! Anda bisa dengan mudah tampil keren, tapi terhormat itu urusan lain lagi.
Kembali pada masalah cinta, khususnya cinta remaja.
Kaum remaja seringkali tidak menyadari keadaan dirinya sendiri yang masih sangat labil dan amat dipengaruhi oleh ego pribadi. Kondisi yang demikian ini adalah kondisi yang paling tidak ideal untuk berkecimpung dalam masalah percintaan. Itulah sebabnya, meskipun sinetron-sinetron menggambarkan sebaliknya, namun drama percintaan yang dialami oleh kaum remaja lebih sering kandas di tengah jalan daripada berlanjut menuju akhir yang baik.
Jika bicara masalah cinta, yang seringkali muncul dalam perbincangan adalah ucapan-ucapan seperti :
  • “Kamu kok nggak ngertiin aku...”
  • Aku ingin...”
  • “....pasangan yang bisa membahagiakan aku.”
Kata-kata yang saya tebalkan dapat dengan mudah menunjukkan adanya campur tangan ego dalam kadar yang cukup tinggi. Sekali lagi, ini adalah racun dalam urusan cinta-cintaan. Sayangnya, banyak yang tidak menyadari.
Bagi seorang Muslim, hidup bukan untuk diri sendiri. Jangan bicara kasih sayang kalau masih memikirkan diri sendiri, dan jangan ngomong cinta kalau tidak mau mendahulukan pasangan. Dengan demikian, kalau memang mau bicara cinta, maka seorang remaja harus rela terlebih dahulu untuk melepaskan logika kanak-kanaknya dan melangkah lebih jauh dengan logika orang dewasa. Dan untuk menjadi dewasa, tentu saja, butuh waktu.
Hargailah waktu.

PERSAHABATAN REMAJA

Remaja dan Persahabatan           Setiap orang pasti butuh temen. Teman khususnya sahabat adalah sosok yang dapat dijadikan sumber kebahagiaan untuk hidup kita. Apalagi jika kita bisa mendapatkan dan memelihara persahabatan itu dengan baik, wah pasti kita akan lebih bahagia deh. Akan tetapi kemampuan setiap orang untuk mendapatkan sahabat itu berbeda-beda. Bukan hanya itu, ada juga orang yang mudah mendapatkan sahabat tapi susah buwat memeliharanya. Nah ini nih yang banyak terjadi dikalangan kita-kita terutama dikalangan remaja.           Usia remaja adalah usia transisi. Dikatakan anak kecil tapi dah gede, dikatakan sudah dewasa juga belum, serba tanggung deh. So, gimana dong agar tetap exist dalam persahabatan? Wah masalah seperti ini MMS alias mudah-mudah susah..hehe, tapi yakin aja kalo kita bisa.          Caranya, berusahalah rukun dengan siapa saja yang berinteraksi denganmu. Tunjukkan sifat-sifat baik yang ada pada dirimu dan manfaatkan sifat itu untuk memperoleh hidup yang lebih menyenangkan.( sudah umum kali…)          Mudah kan, tapi semuanya bisa saja berubah seiring berjalannya waktu jika egala sesuatunya didasarkan pada emosi. Kalau caranya seperti tu, bisa jadi sahabat-sahabat kita pada melarikan diri. Oleh karena itu perlu hati-hati, apalagi bagi para remaja yang masih dalam tahap pencarian jati diri, wuih mesti banyak belajar tuk menahan emosi dan menghormati orang lain. Jika ada konflik, berusahalah memecahkannya dengan kepala dingin jangan banyak-banyak libatkan emosi ataupun ego kamu, maka kita akan bisa dapatkan sahabat sejati yang kita cari yang akan mengetahui dan menyukai segala hal tentangmu. Selamat mencoba ya semoga sukses… Salam persahabatan

STRES PADA REMAJA

Saat stress, biasanya otak menginterprestasikannya sebagai situasi mengancam. Bagian otak bernama hypothalamus melepaskan hormon adrenocorticotrophic releasing hormone (ARH) yang menstimulasi kelenjar bawah otak memproduksi adrenalin dan kortisol, dan meningkatkan tekanan darah serta detak jantung. Ketika situasi stress sudah berlalu, hippocampus menghantikan produksi hormon ini sehingga tubuh kembali ke keadaan normal.
Bagaimana seseorang merespon stres akan berbeda antara satu dengan lainnya, tergantung pada pengalaman mereka terdahulu. Galván memonitor level stress para partisipannya seanyak 4 kali sehari. Dari data diketahui bahwa sumber terbesar stress para remaja adalah orang tua, sedangkan sumber stress orang dewasa adalah pekerjaan.
Ada juga perbedaan dari sisi waktu stres. Orang dewasa cenderung mengalami stress di pagi hari, sedangkan remaja di sore hari. Pada remaja, stress lebih memicu kerusakan kognitif dibanding pada orang dewasa. Galvan juga menemukan bhwa kaum remaja menghasilkan kortisol lebih banyak daripada orang dewasa saat stress.
Para partisipan juga menjalani pemindaian functional magnetic resonance imaging (FMRI) yang memungkinkan ilmuwan mengetahui bagian otak mana yang bekerja selama mereka menjalankan tugas khusus.
Dengan mengetahui apa perbedaan remaja dan orang dewasa dalam merespon stress, diharapkan dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan di bidang kebijakan publik, juga bagi psikiater, psikolog, pendidikan, dan pengembangan manusia. Studi ini juga menghadirkan bukti-bukti bagaimana stress mempengaruhi kemampuan kognisi dan fungsi otak.

minuman energi dan dampaknya pada remaja

Minuman Energi
Minuman energi adalah jenis minuman ringan yang diharapkan dapat menambah energi dan kekuatan seseorang yang meminumnya. Bagi beberapa kalangan, minuman energi diminum dengan tujuan untuk mencegah kelelahan dan kantuk. Di Indonesia minuman energi digolongkan sebagai minuman kesehatan. Tetapi sebaliknya, di luar negeri khususnya Amerika Serikat minuman energi digolongkan sebagai minuman ringan. Hal ini terjadi mungkin karena sampai saat ini dampak dan manfaat bagi kesehatan pada minuman energi tidak terbukti secara ilmiah.
Umumnya, minuman energi dipasarkan dalam kemasan botol kecil yang siap minum. Dalam perkembangannya di Indonesia dilakukan ide kreatif untuk mengganti dengan kemasan sachet. Ide cemerlang ini dipelopori oleh Extra Joss, dengan tujuan menekan harga jual. Ternyata minuman energi yang lebih laku dipasarkan adalah dalam bentuk sachet yang harus dicampur dengan air, biasanya air mineral, sebelum dikonsumsi. Saat awal peluncurannya, Extra Joss terkenal dengan frasa dalam iklannya di televisi, “Ini biangnya, buat apa botolnya!” yang sangat merekat erat dalam hati pengguna minuman energi, dan langsung mengubah peta pemasaran minuman energi di Indonesia yang saat itu didominasi merk asing, seperti Kratingdaeng, Lipovitan dan M-150. Selanjutnya beberapa merk domestik mengikuti produk sachet Extra Joss seperti Hemaviton Jreng, Kuku Bima Ener-G dan sebagainya.
Kandungan dalam minuman energi yang utama adalah air, gula atau kafein. Kandungan lain ditambahkan secara bervariasi berupa taurine, ginseng, ginkobiloba, guarana, vitamins, teh hijau, zat pewarna, zat perasa dll. Daftar minuman energi merek asal lokal Indonesia adalah Enerjos, Extra Joss, Fit-up, Hemaviton Jreng dan Kuku Bima Ener-G. Minuman energi merek luar negeri yang beredar di Indonesia di antaranya adalah Lipovitan, M-150, Panther, Kratingdaeng atau Redbull, dan Rock Star
Dampak Pada Anak dan Remaja
Penelitian terkini seperti yang dilaporkan sebuah jurnal kedokteran Pediatrics yang dilansir secara online pada tanggal 14 Februari 2011 menyebutkan tidak ada batas aman dalam mengkonsumsi minuman energi bagi anak, remaja dan dewasa muda. Penelitian pada orang yang mengkonsumsi minuman energi secara berlebihan dapat memicu jantung berdebar, kejang, stroke dan kejadian meninggal mendadak.
Peneliti tersebut mengidentifikasi penyebab utama yang memicu dampak kesehatan itu adalah kandungan kafein yang berlebihan. Pengaruh kafein mungkin menjadi semakin lebih kuat bila dikombinasikan dengan berbagai kandungan bahan lain di dalam minuman energi. Sehingga tampaknya dokter harus merekomendasikan kepada para orangtua bahwa sebaiknya melarang penggunaan minuman itu pada anak, remaja dan dewasda muda. Mungkin peringatan dan rekomendasi itu mirip dengan kasus rokok, alkohol dan narkotika.
Dalam penelitian menunjukkan beberapa bahan yang dikandung dalam minuman energi mengandung 14 kali lebih berkafein dibandingkan minuman jenis cola. Hal ini adalah sama dengan meminum tujuh cangkir kopi. Para peneliti memeriksa 28 merek minuam energi yang berbeda yang ada di pasaran dan berkesimpulan cukup mengejutkan

Seorang dewasa yang telah terbentuk dalam tubuhnya dapat toleransi dengan kafein mungkin bisa minum beberapa cangkir kopi sepanjang hari tanpa efek sakit. Namun, anak atau minum remaja setara dengan tujuh cangkir dalam satu pergi adalah tentu menyebabkan dampak kesehatan yang serius.
Beberapa laporan mengatakan bahwa minuman non alkoholik bila dicampur dengan alkohol akan berdampak buruk terutama pada keadaan kondisi kesehatan tertentu. Beberapa temuan mengungkapkan beberapa kematian di Eropa remaja atau dewasa muda akibat minuman energi dicampur dengan minuman alkohol, atau yang memiliki kondisi seperti epilepsi yang mungkin meningkatkan risiko.
Minuman energi mengandung bermacam-macam zat perangsang, yang ketika dicampur bisa berbahaya bagi tubuh. Terlalu banyak mengkonsumsi kafein, yang perupakan kandungan utama dalam minuman energi dapat menimbulkan dehidrasi Ada beberapa catatan kematian seseorang setelah minum minuman energi secara berlebihan.
Sejauh ini menurut penelitian minuman energi tidak mempunyai manfaat efek terapi. Dan beberapa bahan kandungannya sedang diteliti dan belum mendapatkan persetujuan regulasinya. Efek farmakologi dari kandungan dalam minuman berenergi ada yang diketahui dan belum diketahui. Bila hal ini dikaitkan dengan laporan efek keracunan atau toksisitas meningkatkan kepedulian berbagai asosiasi kesehatan dunia terhadap potensi terjadinya efek samping yang serius dalam penggunaan menuman energi. Dalam jangka pendek membutuhkan kewaspadaan berbagai pihak tentang kemungkinan dampak minuman energi dalam masyarakat untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada para orang tua dan keluarga
Laporan yang diungkapkan the American Academy of Pediatrics dan dipakai sebagai pedoman bagi dokter bahwa minuman energi . Dokter gigipun mengungkapkan bahwa minuman energi juga telah merusak gigi remaja di austrakia. The Associated Press melaporkan sebanyak 677 kasus overdosis dan efek samping dicatat sejak bulan Oktober hingga Desember 2010 setelah dilacak oleh the American Association of Poison Control Centers. Sejauh ini dilaporkan 331 dalam tahun 2011 hingga bulan Februari dan sebagian besar diantaranya melibatkan anak dan remaja sebagian anak di bawah 6 tahun.

Dengan berbagai temuan ilmiah tersebut seharusnya mulai saat ini semua dokter dan orang tua merekomendasikan pelarangan mengkonsumsi minuman energi pada anak, remaja dan dewasa muda.Sebaiknya pemerintah melalui Kemenkes dan instansi terkait mulai memikirkan apakah iklan minuman energi yang mendominasi media cetak dan televisi dipertimbangkan penayangannya seperti halnya di beberapa negara bagian Amerika. Bujukan dan rayuan iklan sangat hebat dan menghipnotis keinginan dan nafsu untuk meneguk kesegaran dan manfaat minuman energi.


Di balik kenikmatan dan kesegaran tersebut ternyata menyimpan dampak bahaya kesehatan bagi usia tersebut, padahal selama ini manfaat kesehatannya belum terbukti. Semua pihak dan orang tua harus mulai bijak dan jangan mengabaikan temuan penting tersebut. Orangtua harus mengganti ketergantuan remaja dalam mengkonsumsi minuman energi itu. Penggantinya pilihlah jus buah segar dan bergizi yang sudah mulai banyak dibaikan dan ditinggalkan karena tidak praktis, lebih mahal dan rasanya kalah menantang

POLA TIDUR REMAJA

Tidur pada remaja – dewasa muda (16-30 th.) mempunyai pola yang berbeda dibandingkan usia lainnya. Ini disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi di akhir masa pubertas. Pada masa ini mereka mengalami pergeseran irama sirkadian, sehingga jam tidur pun bergeser.
Secara umum kebutuhan tidur meningkat menjadi 8,5-9,25 jam setiap harinya. Tetapi waktu tidurnya berubah, rasa kantuk baru menyerang sekitar tengah malam, dimana orang lain sudah tertidur. Saat orang lain mulai mengantuk pada pukul 21:00 atau 22:00, orang muda justru baru bersemangat untuk berkarya, baik itu belajar atau menyelesaikan pekerjaan.
Sementara di pagi hari sudah harus bangun awal untuk mempersiapkan diri ke sekolah, kuliah atau bekerja. Secara umum, orang muda sebenarnya mengalami kekurangan tidur, sehingga banyak diantara mereka yang tertidur di kelas atau terkantuk-kantuk di kantor. Belum lagi karena tuntutan sosial yang menggoda untuk “bermain” hingga larut, bahkan pagi hari.
Tidak mengherankan, jika di akhir minggu kita banyak menjumpai orang muda yang tidur hingga jauh siang hari. Hutang tidur yang dibiarkan menumpuk sepanjang minggu dibayarkan dalam satu hari.
Tahukah Anda bahwa kekurangan tidur dapat merugikan? Pertama, kurang tidur akan menurunkan daya tahan tubuh seseorang. Kurang tidur juga mengakibatkan penurunan kemampuan mental. Kemampuan otak untuk menghapal mungkin masih optimal, tetapi kreativitas untuk menggunakan bahan hapalan tersebut akan menurun. Tentu saja produktifitas juga ikut menurun. Stabilitas emosional pun terganggu.
Biasanya, wanita muda lebih mengantuk di siang - sore hari dibandingkan pria seusianya. Dengan jam tidur yang lebih panjang, wanita lebih mudah untuk bangun daripada pria.
Yang paling berbahaya adalah kemampuan mengendara. Sebesar 60% dewasa muda di Amerika mengendara saat mengantuk, dengan 24% diantaranya tertidur di depan setir. Dua puluh dua persen remaja juga dilaporkan mengendara lebih cepat untuk melawan kantuk. Angka-angka ini menunjukkan betapa banyak orang dewasa muda yang mengambil resiko berbahaya untuk mengendara saat mengantuk.
Sebuah tarik pendapat yang dilakukan di Amerika oleh National Sleep Foundation mendapatkan bahwa:
  • Lebih dari sepertiga (36%) dewasa muda usia 18-29 tahun dilaporkan mengalami kesulitan untuk bangun pagi (dibandingkan dengan 20% pada usia 30-64 tahun dan 9% di atas usia 65 tahun).
  • Hampir seperempat dewasa muda (22%) sering terlambat masuk kelas atau bekerja karena sulit bangun (dibandingkan dengan 11% pada pekerja usia 30-64 tahun dan 5% di atas usia 65 tahun).
  • Empat persen dewasa muda mengeluhkan kantuk saat bekerja sekurangnya 2 hari dalam seminggu atau lebih (dibandingkan dengan 23% pada usia 30-64 tahun dan 19% di atas usia 65 tahun).
Kebiasaan menonton TV, bekerja ataupun bermain di depan komputer sebelum tidur juga memperburuk keadaan. Ketegangan yang diakibatkan oleh aktivitas-aktivitas tadi bisa menyebabkan mata terlalu segar untuk dipejamkan. Belum lagi efek cahaya terang yang dapat mengelabui jam biologis yang sebenarnya diciptakan untuk membedakan waktu siang dan malam.
Orang muda yang sudah terbiasa dengan rasa kantuk, merasa kemampuan akademis, produktifitas kerja, kreatifitas maupun kemampuan komunikasinya tidak menurun sama sekali.
Beberapa pekerjaan atau tugas yang logis, menyenangkan dan amat menyita perhatian dapat menyingkirkan sejenak rasa kantuk hingga memberi gambaran yang keliru tentang kemampuan mental seseorang. Semua dapat dikerjakan dengan baik dan cepat. Tetapi penelitian menunjukkan bahwa orang yang kurang tidur dapat dengan mudah mengingat beberapa hal tetapi kemudian sulit untuk menggunakan informasi tersebut dengan kreatif dan konstruktif. Seseorang dapat saja mengungkapkan pikiran-pikiran yang logis, tetapi kurang dapat mengeluarkan ide-ide segar secara spontan.
Tips bagi remaja – dewasa muda (disadur dari National Sleep Foundation):
  1. Tidur adalah sumber energi bagi otak: Tidurlah dalam jumlah yang cukup. Kantuk ringan pun sudah dapat mengganggu performa akademis maupun olah raga. Kurang tidur membuat seseorang lesu, mudah marah hingga tertekan.
  2. Buat dan ikuti jadwal tidur yang teratur. Jika harus keluar dari jadwal, hindari menunda tidur hingga lebih dari 1 jam dari jadwal, dan bangunlah dalam jarak 2 jam dari jadwal. Jangan lakukan melebihi 2 malam berturut-turut. Jika mengantuk, tidur sianglah lebih awal.
  3. Amati jumlah tidur yang optimal bagi dirimu. Setiap orang akan berbeda, tetapi pada remaja/dewasa muda selalu di antara 8,5 hingga 9,25 jam setiap malamnya.
  4. Ketika bangun di pagi hari, segera nyalakan lampu atau bukalah jendela, agar terekspos cahaya terang. Tapi jangan lakukan ini saat bangun tidur siang. Cahaya akan memberikan sinyal pada otak saat-saat untuk bangun atau tidur.
  5. Pahami irama sirkadian-mu. Buat kegiatan yang memaksimalkan jam biologis dalam diri mu. Misalkan untuk mengatasi kantuk di jam-jam tertentu, lakukanlah kegiatan yang menyenangkan atau penuh semangat.
  6. Setelah makan siang, jauhi kopi, minuman bersoda yang mengandung caffein dan nikotin, karena semua minuman ini bersifat stimulan yang dapat mengganggu jam biologis. Hindari juga alkohol yang dapat mengganggu proses tidur normal.
  7. Hindari membaca bacaan yang berat, belajar, atau bermain ’games’ komputer dalam 1 jam sebelum tidur. Jangan biarkan TV menyala selama tidur, cahayanya akan menghambat tidur yang efektif sehingga tidur terasa kurang menyegarkan. Setiap kali habis belajar, ambil kegiatan yang santai sebelum tidur, seperti membaca majalah misalnya.
  8. Jangan pernah bergadang, karena ini akan mengganggu pola tidur dan performa di keesokan harinya. Ingat, jalan terbaik untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian, adalah dengan tidur yang cukup. Penelitian membuktikan bahwa siswa dengan tidur yang cukup mempunyai nilai akhir yang lebih baik .

Kamis, 17 Februari 2011

PERGAULAN REMAJA

Kita sebagai kaum remaja senang bila memiliki banyak teman, dan hampir sebagian besar waktu digunakan untuk bergaul baik dengan teman sebaya dalam suatu komunitas. Hal tersebut dilakukan dengan atau tanpa pengawasan dari orang tua kita. Meski kita mengetahui bahwa pergaulan remaja memiliki pengaruh positif dan negatif bagi perkembangan mental dan prestasi akademik. Dampak positif dari pergaulan adalah membantu dalam pencarian harga diri dan dapat meningkatkan rasa percaya diri. Bahkan bila memilih teman bergaul yang tepat, akan meningkatkan prestasi akademik. Tetapi bila kita salah bergaul dapat berdampak negatif, seperti terjadinya kenakalan remaja atau prilaku menyimpang, misal dalam cara berpacaran. Hal ini dapat memperburuk mental dan prestasi akademik serta masa depan kita. Oleh sebab itu, alangkah sebaiknya kita lebih berhati-hati dalam memilih teman pergaulan.
Berikut merupakan trik sederhana memilih pergaulan remaja yang tepat:
  • Pergaulan dapat dibentuk bila terdapat penerimaan dan persetujuan dari orang lain. Biasanya penerimaan terjadi dikarenakan suatu persamaan atau kecocokan karakter atau status sosial. Maka sebaiknya pergaulan kita ciptakan dari kesamaan bakat atau semangat untuk menjadi remaja yang berkualitas. Misalnya persabahatan dengan teman kelas les musik, sehingga saling terpacu untuk membuat prestasi di bidang musik.
  • Sebaiknya memilih teman dari suatu komunitas kegiatan positif yang kita lakukan. Misalnya kita mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sekolah seperti basket, tim jurnalis sekolah, tim penelitian sekolah yang sering disebut Karya Tulis Remaja (KIR), atau bidang lain yang sesuai dengan minat.

remaja jatuh cinta

Jatuh cinta dengan idola sekolah menjadi bagian dari cinta remaja masa kini. Pacar idola menjadi dambaan banyak anak remaja dalam mencari pacar. Idola sekolah memang nyatanya memiliki kelebihan yakni populer, ganteng atau cantik dan tentunya berprestasi dan dielu-elukan. Tidak ada salahnya memiliki pacar idola sekolah namun tentunya perlu mempersiapkan diri dengan berbagai resiko yang mungkin muncul.
Masa remaja memang masa menuju kedewasaan dan termasuk dalam masa yang labil. Seringkali remaja sedang mencari sosok panutan dalam mencari pacar dan yang termudah tentunya jatuh cinta pada idola sekolah. Namun demikian, berpacaran tidak boleh menjadi hal yang main-main bahkan dalam masa remaja sekalipun. Jatuh cinta harus dijalani sebagai sebuah pengalaman yang serius. Karena jika tidak, akhirnya akan lebih menyakitkan.
Memiliki pacar idola sekolah memang terlihat keren dan terkesan hebat karena berhasil mengalahkan banyak remaja yang menyukainya juga. Namun hal penting yang perlu diingat adalah bahwa dalam jatuh cinta harus saling menyukai satu sama lain sebagai modal utamanya. Tidak hanya sekedar menyukai sang pacar idola, pacar idola itu juga harus menyukai kamu. Selain itu tujuannya adalah menyayangi pacar idola bukan untuk menumpang popularitas saja.
Memiliki pacar idola juga mengandung resiko tersendiri. rasa iri hati  dari banyak pihak juga bisa mengganggu hubungan yang sedang terbina. Apalagi dalam masa remaja, sepertinya segala cara bisa saja dilakukan oleh saingan untuk berusaha merusak hubungan dengan sang idola itu. Oleh sebab itu, untuk menghindari hal ini, hubungan pacaran yang terjalin haruslah memiliki landasan cinta yang kuat.
Selain itu, jatuh cinta pada seorang idola juga akan mengangkat nama kamu sebagai pacarnya. Hal ini bisa menyebabkan kamu menjadi objek penilaian banyak pihak. Penilaian itu bisa mengenai penampilan, prestasi dan apakah kamu pantas dan sepadan dengan sang idola dan lain sebagainya. Ketika penilaian tersebut ternyata tidak baik maka kedewasaan dituntut untuk tidak selalu memedulikan perkataan orang lain. Yang terpenting niat hubungan pacaran kalian adalah niat yang baik. Bahkan penilaian itu bisa dijadikan motivasi untuk terus meningkatkan kualitas diri dan berprestasi.

Psikologi remaja , karakteristik dan permasalahannya


remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.
Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang.
Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved (Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988). Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.
Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
  1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
  2. Ketidakstabilan emosi.
  3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
  4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
  5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
  6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
  7. Senang bereksperimentasi.
  8. Senang bereksplorasi.
  9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
  10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian (Fagan, 2006). Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja. Berikut ini dirangkum beberapa permasalahan utama yang dialami oleh remaja.
Permasalahan Fisik dan Kesehatan
Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan/ keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri. Levine & Smolak (2002) menyatakan bahwa 40-70% remaja perempuan merasakan ketidakpuasan pada dua atau lebih dari bagian tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, pantat, perut dan paha. Dalam sebuah penelitian survey pun ditemukan hampir 80% remaja ini mengalami ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya (Kostanski & Gullone, 1998). Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri, onset merokok, dan perilaku makan yang maladaptiv (& Shaw, 2003; Stice & Whitenton, 2002). Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body image ini dapat sebagai pertanda awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia (Polivy & Herman, 1999; Thompson et al).
Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis. Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian pada remaja penyebab terbesar adalah karakteristik mereka yang suka bereksperimentasi dan berskplorasi.
Permasalahan Alkohol dan Obat-Obatan Terlarang
Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang akhir-akhir ini sudah sangat memprihatinkan. Walaupun usaha untuk menghentikan sudah digalakkan tetapi kasus-kasus penggunaan narkoba ini sepertinya tidak berkurang. Ada kekhasan mengapa remaja menggunakan narkoba/ napza yang kemungkinan alasan mereka menggunakan berbeda dengan alasan yang terjadi pada orang dewasa. Santrock (2003) menemukan beberapa alasan mengapa remaja mengkonsumsi narkoba yaitu karena ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi dengan lingkungan, maupun untuk kompensasi.
  • Pengaruh sosial dan interpersonal: termasuk kurangnya kehangatan dari orang tua, supervisi, kontrol dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di rumah, perceraian dan perpisahan orang tua.
  • Pengaruh budaya dan tata krama: memandang penggunaan alkohol dan obat-obatan sebagai simbol penolakan atas standar konvensional, berorientasi pada tujuan jangka pendek dan kepuasan hedonis, dll.
  • Pengaruh interpersonal: termasuk kepribadian yang temperamental, agresif, orang yang memiliki lokus kontrol eksternal, rendahnya harga diri, kemampuan koping yang buruk, dll.
  • Cinta dan Hubungan Heteroseksual
  • Permasalahan Seksual
  • Hubungan Remaja dengan Kedua Orang Tua
  • Permasalahan Moral, Nilai, dan Agama
Lain halnya dengan pendapat Smith & Anderson (dalam Fagan,2006), menurutnya kebanyakan remaja melakukan perilaku berisiko dianggap sebagai bagian dari proses perkembangan yang normal. Perilaku berisiko yang paling sering dilakukan oleh remaja adalah penggunaan rokok, alkohol dan narkoba (Rey, 2002). Tiga jenis pengaruh yang memungkinkan munculnya penggunaan alkohol dan narkoba pada remaja:
Salah satu akibat dari berfungsinya hormon gonadotrofik yang diproduksi oleh kelenjar hypothalamus adalah munculnya perasaan saling tertarik antara remaja pria dan wanita. Perasaan tertarik ini bisa meningkat pada perasaan yang lebih tinggi yaitu cinta romantis (romantic love) yaitu luapan hasrat kepada seseorang atau orang yang sering menyebutnya "jatuh cinta".

PENYIMPANGAN REMAJA

Perilaku penyimpangan remaja (deviasi sosial) adalah semua bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang ada. Perilaku penyimpangan dapat terjadi di mana saja, baik di keluarga maupun di masyarakat. Menurut G. Kartasaputra, perilaku penyimpangan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang tidak sesuai atau tidak menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, baik yang dilakukan secara sadar ataupun tidak.
Hal-Hal yang Memengaruhi Terjadinya Perilaku Penyimpangan Sosial
Terjadinya perilaku penyimpangan dapat dipengaruhi oleh halhal berikut ini.
a. Tidak mempunyai seseorang sebagai panutan dalam memahami dan meresapi tata nilai atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. Kondisi semacam ini lazim disebut sebagai hasil proses sosialisasi yang tidak sempurna. Akibatnya, ia tidak bisa membedakan hal-hal yang baik ataupun yang buruk, benar atau salah, pantas atau tidak pantas, dan sebagainya.
b. Pengaruh lingkungan kehidupan sosial yang tidak baik, misalnya lingkungan yang sering terjadi tindak penyimpangan, seperti prostitusi, perjudian, mabuk-mabukan, dan sebagainya.
c. Proses bersosialisasi yang negatif, karena bergaul dengan para pelaku penyimpangan sosial, seperti kelompok preman, pemabuk, penjudi, dan sebagainya.
d. Ketidakadilan, sehingga pihak-pihak yang dirugikan melakukan protes, unjuk rasa, bahkan bisa menjurus ke tindakan anarkis.

Penyesuaian diri dan penerimaan sosial


(Penyesuaian Diri dan Penerimaan Sosial) – Dalam proses sosialisasi, anak menunjukkan perilaku sesuai aturan-aturan sosial yang ditentukan. anak pun mulai membutuhkan teman dekat. Yaitu teman sebagai orang yang dapat membantu jika dibutuhkan. Umumnya teman dekat ini adalah kelompok sebayanya. Kelompok sebaya dapat sebagai model dalam berperilaku, dimana anak cenderung meniru perilaku kelompoknya. Jika mempunyai teman berperilaku sesuai tuntutan masyarakat, anak pun akan mengikutinya. Berbagai karakteristik dari kelompok sebaya menunjukkan bahwa kelompok sebaya memiliki keunikan tersendiri yang mungkin tidak dijumpai di kelompok yang lain. Hal ini pula yang membuat anak sebagai anggota kelompok dapat mempelajari pola-pola perilaku anggota kelompoknya. Meskipun kelompok sebaya merupakan hal yang diutamakan dalam perkembangan seorang anak, namun peran guru maupun orang tua tetap diperlukan dalam menanamkan norma yang sesuai dengan tuntutan lingkungan agar apa yang dituntut oleh kelompok seimbang dengan apa yang dituntut oleh lingkungan.

TIPS-TIPS

Dan saya dapat memberikan beberapa tips untuk mengatasi dan mencegah kenakalan remaja, yaitu:
- Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.
- Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.
 - Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.
- Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.
- Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.
- Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya.
- Anda sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.

 Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja:
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

Minggu, 13 Februari 2011

faktor faktor pergaulan bebas remaja

Faktor internal:
1. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
2. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya. Faktor eksternal:
1. Keluarga
Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2. Teman sebaya yang kurang baik
3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baikKenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat diungkuri lagi, anda dapat melihat brutalnya remaja jaman sekarang. Dan saya pun pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri ketika sebuah anak kelas satu SMA di kompelks saya, ditangkap/diciduk POLISI akibat menjadi seorang bandar gele, atau yang lebih kita kenal dengan ganja.

Hal ini semua bisa terjadi karena adanya faktor-faktor kenakalan remaja berikut:
- kurangnya kasih sayang orang tua.
- kurangnya pengawasan dari orang tua.
- pergaulan dengan teman yang tidak sebaya.
- peran dari perkembangan iptek yang berdampak negatif.
- tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah.
- dasar-dasar agama yang kurang
- tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya
- kebasan yang berlebihan
- masalah yang dipendam

remaja masa kini dan lampau

remaja masa kini dan lampau , sangat berbeda 360 derajat . remaja masa lampau , lebih cenderung mementingkan masa depan dan menomor duakan masalah yang lain , misal nya pacaran , dan berhura hura yang tidak penting .
lain hal nya dengan remaja sekarng yang mengedepankan masalh pacaran dan lebih mementingkan hal hal yang tidak penting dan sepatut nya tidak di lakukan oleh remaja masa kini .
remaja masa kini harus nya lebih bersikap rasional dan lebih mencontoh remaja pada masa lampau , memang banyak yang mengatakan , masa dulu dan masa kini itu berbeda, baik berbeda dalam hal informasi komunikasi dan pergaulan nya . remaja masa kini harusnya lebih menomor 1 kan belajar dan masa depan nya .

Minggu, 06 Februari 2011

semua tentang remaja

remaja adalah masa peralihan dari anak-anak , remaja identik dengan pergaulan bebas dan perbuatan negatif , tetapi tidak jarang juga remaja yang berfikiran bagus dan memiliki sejuta talenta , talenta yang di miliki oleh remaja harus nya di kembangkan agar bisa menguntungkan bagi diri nya dan orang lain , yang di namakan talenta adalah bakat sang remaja yang di miliki , contoh nya , si remaja mempunyai talenta (bakat) menari , menyanyi , menulis puisi , dan lain sebagai nya .
remaja adalah waktu manusia  berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa.
Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
Dari bahasa inggris "teenager" yakni manusia usia 13-19 tahun.Dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa untuk itu peran orang tua disini betul betul berperan, karena kalau tidak diarahkan sesuai dengan kaidah agama dan nilai etika yang baik pasti cenderung terjerumus ke hal-hal yang negatif.